Langsung ke konten utama

Pasar Terapung Yang Menjadi Inspirasi Objek Wisata

Floating Market salah satu Djie Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia | Karya Foto Abdullah

Floating Market atau pasar terapung merupakan aktivitas perdagangan yang berada di peraian dengan media   perahu sebagai tempatnya. Unik memang ketika melihat pasar tradisional di atas air, transaksi jual beli yang tidak hanya berada pada titik tertentu saja melainkan aktivitas bergerak mengikuti arus air, suasana ramai perahu yang saling berhimpitan dengan hilir mudiknya antara penjual dan pembeli dengan tangan memegang dayung tentu ini suasana yang asyik, unik dan mungkin saja aneh, kenapa harus di atas air? Disinilah letak khas nya dari keanekaragaman budaya Indonesia, selalu unik dan menarik sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara.

 
Pertama kali saya melihat pasar terapung ini di sebuah cuplikan video klip di salah satu TV Swasta yang tayang beberapa menit yang menggambarkan sebuah aktivitas jual beli di atas perahu dengan tampak seorang nenek-nenek. Ya dari tontonan itu timbul dari benak saya tentang bagaimana asyiknya jika kita berada di pasar terapung, mungkin rasanya mustahil karena saya tidak mempunyai saudara di Kalimantan dan budget tidak memenuhi persyaratan jika ingin memaksa pergi ke sana.Oke lah, cukup menghayal dan membayangkan saja. Menurut sumber http://suraidah-spengha.blogspot.com/2012/05/pasar-terapung-muara-kuin.html, pasar terapung yang terkenal di Indonesia letaknya ada di Muara Kuin Banjarmasin, aktivitas yang dilakukan dimulai pada pukul 03.30 wita sampai ketika matahari mulai terbit sekitar pukul 06.30 wita dan jangan harap bisa menikmati hiruk pikuk aktivitas pasar tradisional di peraiaran karena akan sepi jika kita datang di luar jam yang telah biasa dilakukan.

Pernah juga ketika saya menonton tayangan tentang pasar terapung masih di Indonesia juga tetapi saya lupa tepat di provinsi mana, para pedagang ini melakukan penjualan barang dengan perkeranjang artinya pembeli harus membeli satu keranjang dan tidak boleh dengan membeli dengan cara satuan atau per kilo. Mungkin alasan ini sebuah atau tradisi, sebagai pembelipun kita harus patuh dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Sebagai bangsa yang besar tentu kita harus menghargai dari setiap tradisi dari masing-masing daerah, kekayaan budaya yang kita miliki bisa menjadi asset yang sangat berharga. Dari tradisi hingga menjadi kebudayaan dengan menjadikan objek wisata karena ke khas an nya dan keunikannya. Bagi masyarakat sekitar mungkin hal ini tidak aneh, tetapi bagi masyarakat di luar daerah tentu ini menjadi impian untuk mengunjungi pasar terapung sebenarnya. 

Floating Market Lembang | sumber foto Pribadi

Pasar terapung yang menjadi ikon kota Banjarmasin telah banyak menginsiprasi sejumlah kawasan wisata di berbagai daerah, contohnya kota Bandung yang dijukluki sebagai Paris Van Java. Di kota ini saya bisa mewujudkan impian saya untuk berada di pasar terapung meskipun bukan pasar terapung sebenarnya karena pasar terapung ini hanya si penjual yang berada di atas air dan perahu yang menepi di pinggir peraian, sedangkan pembeli kebanyakan hanya melakukan aktivitas di darat, meski kita bisa menyewa sepeda air karena keterbatasan tempat dan  berada di danau buatan bukan sungai asli seperti di Banjarmasin.

Akan tetapi dengan konsep pasar terapung yang berada di Floating Market Lembang ini, bisa mewakili para wisatawan yang keterbatasan biaya seperti saya namun bisa menikmati suasana pasar terapung dan setidaknya ikut melestarikan budaya khas Indonesia khususnya Banjarmasin.

Melalui Djie Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia, semoga pasar terapung tidak lekang di makan usia dan bisa berkembang di era modern saat ini.***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Budaya Batak Yang Unik Dan Beragam Di Wedding Batak Exhibition 2024

Wedding Batak Exhibition 2024 Indonesia dengan keberagaman adat dan budaya menjadikan aku sebagai Bangsa Indonesia yang bangga bisa tinggal di negara yang kaya dengan adat dan budaya. Kagum akan semua kebudayaan dan sangat tertarik ingin mempelajarinya, tak terkecuali budaya Batak sebagai suku leluhur keluargaku yang semuanya belum aku pahami, karena opung doli yang kami cinta sudah berpulang lebih dahulu pada waktu aku masih kecil, jadi tidak sempat belajar dan tanya jawab, hehe. Batak, yang menurut banyak orang di cap dengan watak keras dan nada bicara yang tinggi seolah menggambarkan orang Batak itu "galak", padahal tidak demikian, pernah dengar sejarahnya kenapa orang Batak kalau berbicara nadanya tinggi itu karena jaman dahulunya kan mereka hidup berpencar saling berjauhan dan tinggal di hutan gitu, jadi komunikasinya dengan berteriak jadi terkesan galak. Kalau salah koreksi ya!.  Kembali ke Laptop!  Batak Untuk Indonesia Menyambung dengan event yang digelar di CFD Sarin...

Pagelaran Budaya Batak Wedding Batak Exhibition 2024

  Adat adalah Identitas, adat lebih dahulu ada sebelum Republik Indonesia terbentuk, adat harus dihormati dan dihargai ~ Glenn Fredly  Foto: dokpri Bisa dibayangkan kalau seluruh manusia di dunia hidup tanpa adat dan budaya?, mungkin kehidupan tidak akan mengalami kemajuan teknologi, tidak pintar, zaman akan tetap primitif, tidak ada tarian dan nyanyian khas yang menggambarkan suku tertentu. Indonesia yang kaya dengan adat, budaya dan suku, aku bersyukur menjadi bagian dari negara Republik Indonesia, keberagaman adat budaya yang selalu menarik untuk diulik, rasanya belum semua aku pelajari dan mengenalnya karena terlalu banyak dan beragam. Hidup dilingkungan dari suku Batak, menjadikan aku sangat tertarik dengan adat dan kebudayaan leluhur, setiap apapun itu yang berhubungan dengan adat entah itu ketika sedang ada perayaan pernikahan, kelahiran maupun kematian sudah pasti berbeda antara suku satu dengan suku yang lainnya.  Sedari kecil dibesarkan sama opung doli dan opung...

Selalu Waspada Dari Berbagai Macam Penipuan Online Yang Selalu Mengintai

Dompet digital (e-wallet) pada zaman sekarang ini sepertinya sudah menjadi hal yang krusial, karena  sangat membantu mempermudah urusan financial dengan cepat tanpa ribet. Mau transfer uang, mau bayar IPL tidak harus mengetuk pintu pak RT, mau bayar sekolah tidak harus ke ruang Tata Usaha, bayar listrik gak harus ke PLN  dan mau jajan pun tidak perlu ngubek-ngubek tas cari uang receh, tinggal bayar lewat smartphone, semua langsung beres tanpa buang-buang waktu dan energi. Sesimple itu ya hidup dijaman sekarang. Era digital yang serba cepat dengan segala kemudahannya, tentu ada risiko yang mengintai para penggunanya, semua bisa saja jadi korban tanpa pandang bulu. Semakin canggih teknologi maka semakin tinggi juga permasalahan yang dihadapi. Banyaknya penipuan yang memanfaatkan celah digital semakin sini semakin tinggi kasusnya, karena data pribadi seperti KTP bisa saja disalahgunakan oleh penipu, dan itu bisa berakibat buruk bagi kita. Hal ini menunjukkan betapa rentannya kita...