![]() |
Papua itu Indonesia |
Ada yang pernah nonton tayangan Ethnic Runaway? Dulu tayangan ini yang selalu saya nanti-nantikan. Tayangan yang selalu sukses membuat saya hanyut dalam suasana, seolah saya sedang berada di tempat tersebut.
Namanya juga ethnic ya berarti unik dan spesial. Mengisahkan seperti misalnya kebiasaan adat setempat, tradisi leluhur, dan masih banyak lagi aktivitas yang membuat saya pengin berbaur dengan mereka.
Merasa bangga dan bersyukur tinggal di negara yang kaya raya dengan budaya dan adat istiadat, banyak yang bilang kalau Indonesia itu surga nya dunia karena kaya akan hasil bumi, suku dan budaya yang beraneka ragam dan mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
So, nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Makanya beneran saya tidak tertarik untuk travelling ke luar negeri toh di sini juga masih banyak yang belum terjamah dan tidak kalah dengan luar negeri. Andai saya mampu pengin rasanya keliling Indonesia, semua bisa terjamah dari Sabang sampai Merauke.
Papua, merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak di Favorit kan baik wisata lokal maupun manca negara, tidak terkecuali saya, yang sangat tertarik dengan kebudayaan Papua, membayangkan berada di sebuah tempat di Papua, ikut berjibaku dengan masyarakat setempat, membuat kerajinan tangan, membuat dan mencicipi kuliner khas Papua, ikut menjalani aktivitas tradisi mereka sehari-hari, pokoknya dan mungkin masih banyak lagi aktivitas lainnya.
Berada di tempat yang konon katanya bisa mencapai suhu 10-15°C mungkin tidak akan berasa dingin karena hangat nya kebersamaan masyarakat setempat yang selalu terlihat kebersamaannya. Menikmati hijaunya alam, udara yang segar, mereka begitu mensyukuri nikmat dari Sang Maha Pencipta.
Rumah Adat Papua
![]() |
Saya, berada dalam sebuah Honai |
- Untuk kaum laki-laki (Honai laki-laki)
- Untuk wanita disebut Ebei atau Honai Perempuan
- Rumah untuk ternak dan juga untuk bersantai
Keberadaan rumah Honai dapat kita temukan di lembah-lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua terutama di ketinggian 1.600 - 1.700 meter di atas permukaan air laut.
Duh seketika langsung berangan angan berada di sebut lembah-lembah dan pegunungan dengan berjejernya Honai bangunan yang sangat unik berbentuk seperti jamur.
Menakjubkan ya, tidak heran kalau Papua disebut sebagai surga kecil di dunia dan menjadikan Papua destinasi wisata hijau, karena ya memang semua alami, bisa kita lihat material dari bangunan rumah Honai yang semua berbahan dasar dari alam dan ramah lingkungan.
Filosofi Honai
Beberapa Filosofi penting yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat Lembah Baliem :
Pertama, Honai memiliki nilai menjaga kesatuan dan Persatuan yang paling tinggi sesama suku serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk selamanya
Kedua, dengan tinggal dalam satu Honai maka semua orang akan sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Ketiga, rumah Honai merupakan simbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan harga diri dari orang suku yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka di kemudian hari.
Bangga ya menjadi bagian dari bangsa yang memiliki adat dan kebudayaan yang harus terus dipertahankan.
Pengin sekali merasakan hangatnya berdiam diri di Honai asli yang berada di Lembah dan pegunungan sambil mengenal dan ikut beraktivitas bersama masyarakat sekitar. Yang lebih saya mimpikan lagi hadir di festival Lembah Baliem yang digelar setiap bulan Agustus.
Aktivitas Yang Saya Lakukan Kalau Berkunjung Ke Papua
Sudah cukup penat tinggal di tempat yang jauh dari kata asri, aktivitas yang ditemui hanya itu dan itu saja terkadang sangat membosankan. Pemandangan yang kiri kanan tembok memaksa saya berteriak untuk pengin pergi ke suatu tempat yang lebih dekat dengan alam.
Menghirup udara segar, membuat kerajinan tangan, membuat kudapan khas Papua, melihat Festival Lembah Baliem, bermain bersama anak-anak setempat, tukar pikiran dan berbagi pengalaman tentu akan mendapat inspirasi tentang hidup dan dekat dengan alam, ini tentu menjadi pengalaman luar biasa buat saya.
Halu dengan semua Itu sampai-sampai saya ingin mengajak para perempuan Papua untuk belajar merajut, salah satunya membuat ikat rambut. Iya, merajut ikat rambut sambil menikmati indahnya alam dan segar nya udara , karena saya pernah nonton tayangan kalau perempuan di Papua suka buat kerajinan tangan berupa tas yang biasa dilingkarkan ke kepala yang namanya noken.
Keren ya selain kuat dengan mempertahankan tradisi leluhurnya, ternyata mereka kreatif. Inilah salah satu alasan saya pengin mengenal lebih jauh tentang adat dan kebudayaan Papua.
Unik, menarik, ramah dan selalu menanamkan nilai kemanusiaan,Aku Papua. Bersamamu saya pengin belajar menghargai sejarah, kebersamaan, keberagaman budaya dan menjaga tradisi leluhur.
Terlepas dari semua itu, inti dari cerita ini saya pengin belajar mencintai alam bersama Papua yang kaya dengan sumber alamnya. Dekat dengan alam betapa kita merasa sangat bersyukur atas nikmatNya dengan cara menjaga alam agar tetap lestari dan hijau.
Iya, semoga kita semua bisa belajar mencintai alam. "Perlakukan lah alam dengan baik maka alam pun akan baik sama kita". Jaga hutan kita supaya tetap hijau, dengan hutan semua makhluk hidup bisa bertahan hidup. Dari hutan kita bisa bisa menghirup oksigen, menghasilkan sumber pangan dan masih banyak lagi manfaat hutan untuk keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bumi.
Tidak bisa banyak berkata-kata, harapan saya semoga Papua yang kaya dengan keindahan alam nya, hutan nya yang luas, sumber kekayaan alam yang berlimpah, tradisi yang tetap terjaga, semoga terus dilestarikan sampai kapan pun. Saya juga mendukung dengan keberadaan Econusa yang melindungi hutan di Indonesia bagian Timur.
Membaca informasi di Instagram @echonusa_id ada yang membuat saya prihatin tentang 3 fakta hutan di Papua yang saya kutip yaitu:
Dimana langit dijunjung disitu kaki dipijak, pepatah ini lah yang tepat jika kita sedang berkunjung ke tempat lain. Dimana pun kita berada, kita harus menghormati dan patuh sama peraturan yang ada.***
Aktivitas Yang Saya Lakukan Kalau Berkunjung Ke Papua
Sudah cukup penat tinggal di tempat yang jauh dari kata asri, aktivitas yang ditemui hanya itu dan itu saja terkadang sangat membosankan. Pemandangan yang kiri kanan tembok memaksa saya berteriak untuk pengin pergi ke suatu tempat yang lebih dekat dengan alam.
Menghirup udara segar, membuat kerajinan tangan, membuat kudapan khas Papua, melihat Festival Lembah Baliem, bermain bersama anak-anak setempat, tukar pikiran dan berbagi pengalaman tentu akan mendapat inspirasi tentang hidup dan dekat dengan alam, ini tentu menjadi pengalaman luar biasa buat saya.
Halu dengan semua Itu sampai-sampai saya ingin mengajak para perempuan Papua untuk belajar merajut, salah satunya membuat ikat rambut. Iya, merajut ikat rambut sambil menikmati indahnya alam dan segar nya udara , karena saya pernah nonton tayangan kalau perempuan di Papua suka buat kerajinan tangan berupa tas yang biasa dilingkarkan ke kepala yang namanya noken.
Keren ya selain kuat dengan mempertahankan tradisi leluhurnya, ternyata mereka kreatif. Inilah salah satu alasan saya pengin mengenal lebih jauh tentang adat dan kebudayaan Papua.
Unik, menarik, ramah dan selalu menanamkan nilai kemanusiaan,Aku Papua. Bersamamu saya pengin belajar menghargai sejarah, kebersamaan, keberagaman budaya dan menjaga tradisi leluhur.
Terlepas dari semua itu, inti dari cerita ini saya pengin belajar mencintai alam bersama Papua yang kaya dengan sumber alamnya. Dekat dengan alam betapa kita merasa sangat bersyukur atas nikmatNya dengan cara menjaga alam agar tetap lestari dan hijau.
Iya, semoga kita semua bisa belajar mencintai alam. "Perlakukan lah alam dengan baik maka alam pun akan baik sama kita". Jaga hutan kita supaya tetap hijau, dengan hutan semua makhluk hidup bisa bertahan hidup. Dari hutan kita bisa bisa menghirup oksigen, menghasilkan sumber pangan dan masih banyak lagi manfaat hutan untuk keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bumi.
Tidak bisa banyak berkata-kata, harapan saya semoga Papua yang kaya dengan keindahan alam nya, hutan nya yang luas, sumber kekayaan alam yang berlimpah, tradisi yang tetap terjaga, semoga terus dilestarikan sampai kapan pun. Saya juga mendukung dengan keberadaan Econusa yang melindungi hutan di Indonesia bagian Timur.
Membaca informasi di Instagram @echonusa_id ada yang membuat saya prihatin tentang 3 fakta hutan di Papua yang saya kutip yaitu:
- Penebangan hutan di Papua sebenarnya terjadi dalam area konsesi. Tapi kadang-kadang pemegang konsesi beroperasi di terkadang diluar batasan yang diperbolehkan, bahkan terkadang dalam lahan gambut
- Pembalakan hutan dalam lahan gambut jauh lebih rendah dibandingkan di lahan non gambut, tapi volume karbon yang dikeluarkan dari pembakalan lahan gambut jauh lebih tinggi
- Jika pemerintah Indonesia bisa mempertahankan setidaknya 79% hutan di Papua sebagai cagar alam dan mengembalikan tanah yang rusak di kawasan lindung, pemerintah Indonesia menghindari 2,8 - 3,3 gigatons dari buangan karbon dioksida yang tidak hanya untuk menyelamatkan hutan Papua tapi juga membawa Indonesia melewati target Paris Agreement.
Yang lebih miris lagi ketika membaca bahwa hutan Papua merupakan garda terakhir hutan di Indonesia, Papua menjadi satu-satunya kawasan hutan yang masih utuh sebesar 70%. Duh gimana ini kalau dibiarkan saja tanpa tindakan untuk melindungi hutan bagaimana dengan keberadaan keanekaragaman hayati terbesar di bumi.
Sebanyak 20. 000 spesies tanaman, 602 burung, 125 mamalia, dan 223 reptil hidup di Papua. Dan tahu engga guys, kalau hutan Papua mendukung masyarakat lokal yang bergantung pada hutan sebagai sumber mata pencaharian tradisional.
Sudah saatnya kita bergerak untuk melindungi hutan yang ada di Indonesia, stop penebangan hutan secara liar, stop pembakaran hutan, lihatlah kalau hutan terbakar disitu ada satwa yang unik dan dilindungi jangan sampai musnah karena habitatnya terganggu.
Dan kalau itu terjadi terus menerus, kita semua akan rugi, bukan hanya habitat satwa yang punah tetapi juga bumi akan hancur. Yuk, lindungi dan jaga hutan kita jangan tunggu Sampai alam murka pada kita.
Sumber referensi : Wikipedia & @echonusa_id