Demensia Alzheimer Yang Dapat Menyebabkan Kerusakan Otak


"Yang nikah siapa? Memang ini di rumah siapa?" aeh... Begitu beliau selalu menjawab "aeh" ketika beliau mulai pikun. Iya, merasa sedih dan sangat khawatir ketika orang terdekat kita mengalami demensia. Sedih karena tidak tega melihatnya karena seperti orang bingung, khawatir karena kita harus ekstra waspada jika sewaktu-waktu beliau keluar rumah dan lupa pulang jalan, hiks perasaan itu selalu berkecamuk dalam diri.

Tidak ada cara lain untuk menenangkan hati selain berdoa agar kami selalu dilindungi dan saya yakin Allah mendengar doa hamba nya, dua kali nenek mau pergi dari di rumah selalu dipertemukan dengan yang dikenal yang pertama oleh tetangga dan yang kedua oleh anaknya sendiri dan untunglah hal ini tidak terus berulang.

Merawat orang yang menderita demensia itu harus penuh dengan kesabaran, dirangkul penuh kasih dan perhatian. Sebagai yang awam, kita harus mulai aware supaya tahu lebih awal gejala dan cara mengobatinya serta pencegahannya. Dalam rangka memperingati Alzheimer Awareness Month pada bulan September ini, PT. Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI mengadakan Festival Kesehatan Bulan Alzheimer Sedunia yang merupakan bagian dari program kampanye edukatif #ObatPikun dengan tema "Sering Lupa Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Obati Pikun". Festival dibuka secara virtual oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah Sp.Kj,MARS, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, Dr. dr, Dodik Tugasworo P, SpS(K), dan Presiden Director PT. Eisai Indonesia (PTEI) dr. Iskandar Linardi. 

Sering lupa yang selalu kita anggap biasa saja ternyata harus segera kita tangani sebelum akhirnya menjadi demensia, beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu demensia yang bisa terjadi bukan hanya pada mereka yang lanjut usia saja, akan tetapi yang masih muda juga bisa terkena demensia.

Melalui webinar ini, dr. Siti Khalimah Spkj Mars memberi kata sambutan "tantangan bagi kita bagaimana kita mengelola para lansia sehingga mereka bisa menjalani kehidupan dengan berkualitas, mandiri dan berbahagia. Karena masalah yang dihadapi lansia itu masalah yang kompleks, sehingga pendekatan multidisiplin dan koordinasi berbagai sector yang terkait menjadi hal yang sangat penting, untuk menjamin para lansia mendapatkan kebutuhan yang diperlukan untuk menjamin kebutuhan lansia yang sehat, mandiri dan produktif"

Penting banget ya guys buat pengetahuan kita nih, karena sebagian besar masyarakat menganggap kalau Pikun itu adalah hal yang biasa, hal yang sering terjadi pada lansia padahal Pikun bukanlah sebuah proses penuaan yang normal melainkan penyakit yang harus ditangani.

Nah, melalui kampanye ini pentingnya mengedukasi masyarakat supaya ada penanganan dini demensia yang dapat membantu menunda progresifitas dan membantu orang dengan demensia menjalani hidup yang berkualitas. 

Melalui kampanye ini, masyarakat bisa mengenal Konsep succesfull ageing atau penuaan yang sukses mencakup 3 komponen yaitu rendahnya probilitas terhadap penyakit dan disabilitas, tingginya kapasitas fisik dan fungsional serta kognitif dan keterlibatan aktif dengan kehidupan. 

Banyak berbagai faktor yang bisa menyebabkan demensia, untuk itu sebisa mungkin dan sedini mungkin kita harus lebih aware dengan kesehatan kita terutama dengan organ vital seperti otak. Bukan hanya untuk lansia tapi yang muda juga perlu dijaga dan kenali gejala demensia. 

Pencegahan Pikun

  1. Menjaga 
  2. Bergerak berolahraga produktif 
  3. Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang) 
  4. Menstimulasi otak, fisik, mental, spritual
  5. Bersosialisasi
Guys, kelima hal diatas nampak mudah ya untuk kita terapkan tapi mungkin untuk sebagian orang dan mungkin saya termasuk salah satunya yang suka mager alias malas gerak atau bahasa gaul ya kaum rebahan, hiks. Mudah-mudahan ya mulai dari sekarang harus mulai lebih peduli lagi dengan kesehatan yang sifatnya untuk jangka panjang yaitu kesehatan otak supaya tidak cepat pikun. 

Mengenal Demensia Alzheimer

Demensia adalah suatu sindrom ga gguan penurunan fisik otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Penyakit Demensia Alzheimer memiliki faktor resiko:
  • Yang bisa dimodifikasi seperti penyakit vaskular: hipertensi, metabolik, diabetes, disiplidimia, pasca cidera kepala, pendidikan rendah, depresi
  • Yang tidak bisa dimodifikasi yaitu lanjut usia dan genetik yaitu memiliki keluarga  yang mengalami Demensia Alzheimer
Selain mengenal faktor resiko ya, penting untuk menyadari bahwa Demensia Alzheimer bersifat kronis progresif artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur. Untuk itu pencegahan dan penanganan dini lebih penting untuk memperlambat penyakit tersebut. 

Sekarang ini jaman sudah serba mudah, era digital apa-apa serba online, termasuk untuk cek kesehatan atau pun berobat. Nah pada kesempatan itu, peserta webinar diperkenalkan pada sebuah aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS) dan dapat diunduh di Playsore dan Appstore. Aplikasi E-MS ini akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer Yang mungkin dialami oleh pengguna aplikasi. 



 
Selain deteksi dini, aplikasi ini juga menyediakan ragam informasi terpercaya dan akurat mengenai Demensia Alzheimer dengan bahasa yang mudah dan dapat dimengerti oleh masyarakat awam. Aplikasi ini juga menyediakan tips dan trik dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien. 

Yuk ah sadar diri untuk memperhatikan kesehatan organ yang terpenting dalam hidup manusia yaitu otak dan diharapkan dalam kampanye ini kita jadi tahu kalau Demensia Alzheimer itu bisa merusak otak kalau tidak segera ditangani. Dengan menerapkan lima hal Pencegahan Pikun diatas saya rasa kita sanggup ya karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan sampai terlambat untuk hidup kita supaya berkualitas, Mandiri dan bahagia. ***

Salam Sehat. 




Komentar

  1. Suka dengan tips dari tanda-tanda Alzheimer. Manfaatnya dan cara mengetahui dementia dini. Wah skg ngga bisa sosialisasi. Bisanya sosialisasi ala virtual.

    BalasHapus
  2. Pencegahan pikun dengan rutin olahraga rada males euy. Kan pagi abis subuhan langsung ke dapur, trus nyuci. Nyucinya manual, dong. Jadi agak makan waktu. Kira² kerjaan rumah tangga bisa cegah pikun, nggak?

    BalasHapus
  3. betul... ada kakekku dulu udah tuwaaaaa banget tapi masih inget semunya dengan detail... ternyata dulu mudanya rajin olahraga dan hidupnya teratur banget. bahkan meninggalnya bukan karena sakit. karena memang sudah tua dan semua oragn tubuhnya kerjanya melemah karena tua

    BalasHapus
  4. Terus terang daku juga masuk golongan yg gampang pelupa pake banget, Mba.
    Tertohok dah, ketika ikutan acara ini.
    Bismillah, semogaaaaa daku dan kita semua bisa #ObatiPikun :D

    BalasHapus
  5. Hqrua waspqda sih emang sama pikun ini. Kalau sekarang lebih ke pelupa karena terlalu banyak kegiatan yang di lakukN dalam sqtu waktu.

    BalasHapus
  6. Setelah nonton webinar #obatipikun ini saya juga baru jgeh kalo ternyata pikun itu bukanlah hal normal yg terjadi pada lansia. Tapi bisa dicegah dan harus ditangani dengan segera. Semoga di masa tua nanti kita bisa tetap sehat, mandiri dan produktif ya. Aamiin

    BalasHapus
  7. Aehhh duh kangen Opung :((
    Kita cegah demensia yuk dengan banyak bikin aktivitas terutama aktivitas fisik rutin

    BalasHapus
  8. Terbayang bagaimana rasanya kalau orang tersayang sudah nggak ingat sama keluarganya sendiri karena demensia.

    Sama nih Mba. Mager magernya harus dijauhin nih biar semangat bergerak. Demi cegah pikun. Demi tetap dekat dengan berbagai kenangan sepanjang hidup.

    BalasHapus
  9. Baru tau ada aplikasi E-Memory Screening (EMS) ini. Jadi kita bisa menggunakannya untuk mencegah kepikunan ya. Mau unduh juga deh kalo gitu

    BalasHapus
  10. abis baca ini jadi keinget keadaan Abah yg sekarang lupa nama bahkan lupa naruh barang di mana gegara kemarin abis kena stroke. Semoga sehat sellau ya kita

    BalasHapus
  11. ini yang aku takutkan, pikun. Semoga nggak terjadi di masa tuaku. Sekarang udah mulai rajin olahraga dan makan sehat. Makasih info aplikasinya

    BalasHapus
  12. sedih ya kalo ada anggota keluarga yang pikun

    Lebih sedih lagi kalo kitalah yang pikun

    karena itu saya belajar disiplin menulis dan selalu menambah pengetahuan tentang menulis, agar nggak pikun

    BalasHapus
  13. Pasti sedih jika kita atau anggota keluarga kita ada yang terkena pikun, tapi walau begitu, pencegahan sejak dini dan sosialisasi kesesama orang-orang penting dalam hidup kita bisa dilakukan :)

    BalasHapus
  14. Saya pernah baca juga tentang Alzheimer's ini, untu mencegahnya bisa dilatih dengan banyak membaca Dan menulis yaa

    BalasHapus
  15. wah sangat bermanfaat bgt nih, aq jadi tau cara cara pencegakan alzheimers. thanks infonya

    BalasHapus
  16. Tiba2 inget nenek saya kak yang mulai pikun, kadang sehari itu bisa nanya 3 kali: kamu siapa ya, kenapa ada di rumah ini...Kadang kasihan melihatnya, untuk membaca sepertinya udah sedikit terganggu juga penglihatannya:)

    BalasHapus
  17. Semoga kita dijauhkan dari demensia ya, Teh. Produktif menulis bisa melatih otak kita ya, Teh. Jadi ya kita harus berkarya secara konsisten biar otaknya selalu segar :)

    BalasHapus
  18. Dulu tau penyakit ini pas liat beberapa film yg bercerita ttg penderita alzheimer. Sedih sih, Krn mereka bisa cepat banget lupa akan sesuatu. Memang bahaya kalo dilepas sendiri. Takut kenapa2 di jalan.

    Makanya aku juga berusaha untuk selalu olahraga, aktif, banyak membaca , melatih otak, dan jaga makan. Berharap aja jangan sampai terkena penyakit ini juga :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mampir ke blog saya, semoga berkesan dan bermanfaat dan jangan lupa boleh tinggalkan jejak dengan memberi komentar, Bye..

Postingan populer dari blog ini

Sakit Kepala Bukan Alasan Lagi Untuk Tidak Beraktivitas

Sekarang Praktis Pesan Tiket Bus Budiman Bisa via Online

Store Tour Harga Teman Giant Bareng Meisya Siregar