Serunya Weekend Bersama Mandiri Karnaval

Karnaval Mandiri

Minggu 4 Oktober 2012, saya dapat undangan dari komunitas emak-emak Blogger untuk menghadiri acara Mandiri Karnaval, udara Minggu pagi yang sedikit mendung tidak menghalangi saya berangkat menuju Parkir Timur Senayan Jakarta. Sambil jogging di pagi hari sengaja saya tidak membawa kendaraan karena lokasi menuju parker timur Senayan cukup lumayan jauh dan saya manfaatkan untuk menggerakkan kaki yang jarang berolah raga.


Meriahnya Karnaval Mandiri


Tiba di lokasi masih pagi sekitar jam 8 saya sudah stanby di tempat, ketika masuk pintu arena Mandiri Karnaval terlihat booth-booth bertenda putih dan banyak dari SPG yang menawari Kartu e-toll card dan indomart.  Dengan luwesnya para SPG itu menerangkan manfaat dari e-toll card, dan saya hanya menyimak dan berucap sebentar ya mba saya berkeliling dulu.



Rest Area


Karena pagi buta dari rumah saya on the way otomatis perut belum sempat terisi, dan saya langsung bergegas menuju para penjaja makanan yang berjejer di pinggir panggung. Saya langsung memesan roti panggang sambil merogoh dompet dan menodorkan uang, terus si penjual menjawab maaf mba disini tidak melakukan pembayaran cash tapi lewat ATM atau e-Toll card Mandiri dan kalau mba memakai kartu Mandiri maka akan dapat diskon 50%.

Mandiri Pasca Bayar


Ooohh jawab ku dengan polos, saya langsung mencari SPG yang menghampiri saya tadi dan saya hanya men top-up Rp 50.000,-. Selesai di aktivasi saya langsung memesan makanan tadi. Sambil menikmati makan di bawah pohon rindang dengan pemandangan hilir mudik para peserta lari. Ada rasa kecewa juga saat itu ada lomba photo seputar aktivitas di karnaval Mandiri dan saya telat mendaftar :(


Indra Bekti & Okky Lukman


Rasa kekecewaan saya terobati setelah di arena panggung terdengar suara Okki Lukman dan Indra Bekti yang menjadi host di acara itu, dengan penampilan perdana host ini membacakan pemenang lomba lari dan door prize, hadiahnya wow bangettt, uang tunai cuyy :P
Band Kotak

Band Nidji

Selesai membacakan para pemenang, lalu kamipun di hibur dengan Band  Nidji, Kotak, Malik d’Essensial acara berlangsung meriah dan para peserta terus menikmati hentakan music dari Kotak dan Nidji. Tidak saya lewatkan juga untuk narsis di photo booth yang tersedia di stan-stan. Waktu terus beranjak matahari mulai memancarkan teriknya, saya belum menemukan blogger yang sama-sama diundang.

Lalu saya sms Mba Indah, dan beliau menyuruh saya untuk menemui mba Eny karena beliau datengnya agak siang, lalu sayapun bergegas untuk mencari mba Eny dan ternyata ketemu sama mba Eny untuk registrasi dan dikasih e-toll card senilai Rp 200.000,-. Dalam hati tau gini tadi gak usah beli..hahaaaa…dikira saya beli makanan di situ pakai uang cash dan tidak paham kalau e-toll ternyata bisa digunakan untuk transaksi di Indomart, SPBU, dan bayar toll di daerah tertentu dengan berlogo eToll card.

Simple juga ternyata dengan kartu yang serbaguna ini, jadi kita tidak perlu repot-repot bawa uang tunai, tinggal gesek dan tidak pusing menghitung jumlah uang yang kita keluarkan dan tidak repot menghitung uang kembalian dengan recehan tercecer dimana-mana. Tidak terasa waktu sudah menuju petang saya sudah merasa lelah seharian berkeliling di #mandirikarnaval, namun saya have fun berada di acara ini, bisa menikmati kuliner dengan pelayanan e-Toll card yang praktis. Selamat ulang Tahun Bank Mandiri Semoga bisa melayani customer dengan pelayanan yang prima.


Terima Kasih Mandiri :D

Kagum dan Takjub di Jakarta Art Award 2012,



Ancol adalah tempat wisata bagi bangsa kita, khususnya buat warga Jakarta, namun dengan keterbatasan info yang saya miliki yang saya tahu Ancol hanya tempat rekreasi saja, karena setiap saya berkunjung ke Ancol saya suka mengunjungi wahana tertentu seperti pantai, dufan, ocean ecopark dan sea world.  Tapi ternyata Ancol juga memiliki pasar seni yang terdiri dari stan pameran lukisan yang menakjubkan.

Ketika mendapat undangan, saya pun tidak menyia-nyiakan untuk hadir dalam Jakarta Art Award yang diselenggarakan pada hari Jum’at tanggal 28 September 2012 di pasar seni Ancol. Sungguh minimnya pengetahuan saya tentang seni khususnya seni rupa, sehingga jujur baru kali ini saya tahu tentang adanya arena Pasar Seni di Ancol.

Padahal Pasar Seni Ancol ini sudah berdiri sejak tahun 1975, yang pada awalnya di beri nama "Bazar Seni Rupa", diinspirasi oleh  pasar seni Montmartre di Paris. Yang bertujuan untuk mengapresiasikan karya-karya seni rupa  dengan pendekatan lebih ringan dan cair dan sekaligus memposisikan seni rupa sebagai bagian dari hiburan.


Kehadiran Bazar Seni Rupa ternyata mendapat antusias dari publik, hampir 90% benda seni yang dipajang senantiasa terjual. Dan PT Pembangunan Jaya Ancol tersadarkan bahwa  seni rupa adalah asset budaya yang memiliki pasar yang luar biasa. Pada tahun 1978 Bazar Seni Rupa sudah berubah menjadi  Pasar Seni Ancol ( PSA ) terdiri dari bangunan-banguna kios apik dan permanen. Sebuah pasar yang jauh mengalahkan Monmartre Paris yang remanen.

Dengan didirikannya Pasar Seni Ancol ini telah banyak melahirkan seniman seniman yag berbakat di bidang seni rupa Indonesia, seperti Amrus Natalsa, Nyoman Gunarsa, Hatta hambali, Salim M, Harlim, Mansyur Mas’ud, Nisan Kristiyanto, Idran Yusup, Dwijo Widiyono, Cubung W, Mulyadi, sapta Sugiyo, Paul hendro , dll.

Nama-nama diatas mungkin terasa asing bagi saya yang minim pengetahuan di bidang seni rupa, yang saya tahu sejak saya SMU telah diajarkan Seni Rupa dan sudah tidak asing lagi dengan pelukis terkenal seperti Alm Basoeki Abdullah, dan Alm Affandi.

PSA memiliki galeri yang diperuntukkan bagi penghadiran karya-karya puncak, baik dari seniman  PSA sendiri maupun dari seniman luar Ancol, termasuk jajaran karya para seniman besar. Seiring zaman kemudian galeri ini dikembangkan dengan diayomi  instuisi baru yang bernama North Art Space atau NAS, Instuisi ini yang menggerakkan kompetisi seni lukis  nasional-internasional Jakarta Art Award "Dunia Ideal ( Menafsirkan Kehidupan yang Sempurna )".

Sebuah pengetahuan baru buat saya tentang keberadaan seni lukis di Indonesia dengan sejumlah karya-karya yang sungguh luar biasa. Ketika saya berada di lingkungan pasar seni tepat dengan diadakannya Jakarta Art Award 2012 sangat kagum dan takjub dengan hasil karya seniman anak bangsa, sebuah lukisan yang banyak terkandung maknanya dan terlihat dari lukisannya dengan sangat menjiwai goresan minyak diatas kanvas.

Acara yang penuh kesan dan sarat dengan pengetahuan bahwa seni  rupa adalah pasar yang luar biasa. Hadir tepat pukul 18.00 WIB di tempat acara untuk menanti pengumuman Jakarta Art Award 2012 yang di hadiri oleh Gubernur DKI Jakarta, DR.Ing.H.Fauzi Bowo , Direktur PT. Pembangunan Jaya Ancol Ir. Budi Karya Sumadi dan KADIN Indonesia.


Saat pengumuman lima pemenang terbaik, ada salah satu The Winner yang bikin saya takjub tidak henti-hentinya memandang lukisan karya Sapto Sugiyo utomo, karena sungguh luar biasa dimana lukisan beliau dengan tema "keluarga sakinah" sangat sulit untuk membedakan antara foto dengan lukisan, karena lukisan beliau tidak tampak seperti lukisan melainkan seperti foto.
Diatas kanvas kita tak melihat sosok sebuah keluarga yang harmoni. Dengan gambar tumpukkan kotak-kotak kardus tergambar sangat realistis. Dibeberapa kardus terbuka ada gambar sepeda motor, mobil jemuran, handuk dan mesin cuci. Yang tergambarkan sindiran dari pelukis akan kebutuhan pokok keluarga masa kini wajib dikonsumsi meski hanya oleh mereka yang berumah kardus.


Sebuah penghayatan yang patut diacungkan jempol dan pantas untuk jadi the Winner, suatu apresiasi dari pendiri dan pemimpin Pasar Seni Ancol ini sangat memberi dampak positif bagi para seniman, dimana para pelukis bisa berkompetisi dan tidak menyia-nyiakan lukisannya begitu saja seperti yang dituturkan oleh Bpk Fauzi Bowo selaku Officed PSA.



Masih banyak lagi lukisan yang menakjubkan dan tidak bisa saya ceritakan satu persatu, karena kalau diceritakan secara gamlang mungkin akan menjadi sebuah buku. Semoga dengan adanya pasar Seni ancol ini bisa memberi pemahaman luas bagi masyarakat, bahwa seni  itu mahal harganya dan patut kita hargai, karena bukan sekedar lukisan yang tertuang diatas kanvas, tapi ada makna yang tersimpan dalam sebuah goresan minyak diatas kanvas.***