Langsung ke konten utama

Masa Kecil Yang Selalu Kurindu

Sumber foto: Merdeka.com

Semakin usia semakin kesini, bayangan masa kecil tak pernah luput dari ingatan, entah itu saat sedih atau saat bahagia, semua terangkum rapih dalam memori ingatan dan akan muncul ketika rasa rindu  sama kampung halaman, orang terdekat dan kehidupan dulu yang penuh warna.

Terlahir dari keluarga sederhana namun memiliki masa kecil yang bahagia dimana aku tumbuh dan besar dilingkungan dengan banyak teman-teman seusia dan kami bermain diluar dengan hingar bingar teriakan yang bikin pusing orang dewasa, ya kenapa aku bilang gini karena sekarang aku merasakan kalau ada segerombolan anak ke kecil sedang main siap-siap naik darah karena harus menahan kebisingan.

Banyaknya permainan saat itu membuat anak-anak jaman dulu tidak mati gaya, ada permainan petak umpet, main karet (loncat tinggi/simse/jebred), jeblag panto, kobak, mobil-mobilan yang ditarik pakai rapia (biarpun cewek tapi maskulin loh haha), anyangan bala (main pasar-pasaran yang melibatkan berbagai macam tanaman lalu dibentuk sedemikian rupa menyerupai makanan), boneka kertas, monopoli, congkak, beklen dan masih banyak lagi. 

Yes, rasanya dulu bahagia banget bermain diluar dengan banyak teman baik laki-laki dan perempuan kami bersatu tanpa sekat tapi saling menjaga satu sama lain. Dulu minim bully, kalaupun ada hanya pertengkaran ringan dan tidak ada kontak fisik pokoknya adem. 

Waktu bermain biasanya sepulang sekolah atau sebelum sekolah jika kebagian sekolah siang, kami berkumpul di halaman masing-masing jika kami memilih bermain anyangan bala dan seketika halaman rumah kami tiba-tiba jadi bala (berserakan) dengan dedaunan yang kami potong-potong dan kami jajakan layaknya pedagang yang sedang menjajakan dagangannya. 

Skenarionya ada pedagang dan ada pembelinya juga, biar dagangan kita laku maka kita harus kreatif menyajikan dagangan supaya tidak sama dengan lapak sebelah, maka kita harus pintar cari daun atau yang unik untuk dijual. Seperti aslinya lah ya kalau sesama pedagang itu persaingan selalu ada meski dagangannya beda, begitu juga dengan anyang-ayangan ini ketika ada yang dagangannya tidak laku lalu marah-marah dan memilih untuk tutup lapak dan menyelesaikan permainan dengan semua dicampur lalu dihamburkan hamburkan dengan ekspresi yang lepas haha. Dan tidak lupa beres bermain tidak lupa menyapu kembali supaya tidak kena omel orangtua masing-masing. 

Dari sekian banyaknya permainan ada beberapa permainan yang tidak pernah aku lupakan momennya yaitu saat main petak umpet, ketika ngumpet dan berakhir jadi main kemana mana sampai lupa kalau sedang main petak umpet haha, karena rumahnya dalam gang dan mungkin ngumpetnya kejauhan  jadi bablas melipir ke sekolah taman kanak-kanak buat main Perosotan haha. 

Iveta Rahmalia

Oya ada satu lagi yang terlupakan yaitu main drama drama an Misteri Gunung Merapi, waktu itu lagi booming boomingnya serial drama di televisi yang jadi primadona waktu itu. Bayangkan ya usia SD sudah bisa menirukan para pemain dan sutradara haha, kalau ingat cerita ini seru banget deh apalagi lokasinya mendukung banget karena diperbukitan dan banyak pohon pohon seperti dalam cerita. Yang lebih berkesan lagi pada saat para pemain sedang break istirahat, kami jajan es dan makan perbekalan dari rumah, pokoknya vibesnya dapet banget seperti main film beneran. 

Sumber foto: wikipedia

Setelah rutinitas harian, selepas maghrib tidak lupa untuk mengaji di tempat guru yang orangtua kami percaya, waktu rasanya senang banget kalau giliran ngaji karena ada alasan keluar rumah hehe, karena dulu selepas maghrib tidak diperkenankan main diluar artinya selesai ngaji lanjut belajar. 

Jam 21.00 harus sudah tidur, dulu terkadang sebelum jam 21.00 juga sudah ngantuk tak terhankan karena mainnya dulu pantang pulang sebelum badan bau matahari, jadi dulu tuh enak kalau mau tidur gak mikir sana sini dulu karena sudah lelah langsung tidur aja tanpa drama dan bangun pagi lebih awal jadi ortu jaman dulu tidak susah payah bangunin anaknya ketika sekolah pagi. 

Rutinitas yang tidak ada bosannya buat ku waktu itu, dulu gak pernah ada kata gabut karena aku terus bereksplor dikeseharianku, jika bosan melanda tinggal pergi keluar rumah dan pasti akan melihat hal yang bikin memacu adrenalin misalnya saat melihat pohon mangga tetangga berbuah sudah otomatis tuh adrenalin terpacu dan tertantang untuk mengambilnya dan rasanya beda loh mangga dengan hasil kerja keras "nyolong" dengan beli haha, ups jangan ditiru ya kawan, ini perbuatan yang tidak baik, ini namanya pencurian. Tapi aku gak munafiklah itu kenakalan anak jaman dulu yang banyak terjadi, ya kan? 

Jadi, mainmu kurang jauh kalau belum merasakan kebandelan-kebandelan seperti hal diatas hihi.  Duh tuh kan jadi semakin rindu lagi deh pengen ke jaman kecil dulu hanya fokus main dan sekolah. Dari cerita diatas bisa disimpulkan ya kalau bermain diluar dengan permainan tradisional gitu secara langsung mengajarkan anak untuk berjiwa sosialisasi, strategi berdagang, bermain akting, menyikapi arti permainan yang menang dan yang kalah, jadi semacam sekolah alam menurutku.*** 

Ada lagi cerita yang seru lagi tentang masa kecil? Sharing dong. 😊


Komentar

  1. Iya, masa kecil kita sangat menyenangkan banyak bergerak di luar, kemampuan motoriknya jadi bagus. Main dengan anak laki dan perempuan nyampur jd satu. Gembira. Pulang tinggal capainya saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba Tira, apa kita seangkatan ya 😁

      Hapus
  2. Dulu tuh sampe adanya bilang, kalo buah tetangga tumbuh sampe kluar pagar, yg di luar bebas diambil. 😄. Pembenaran aja sih kayaknya hahahahah. Mau di luar atau dlm pager , ttp aja nyolong kan 🤣. Dan aku ngelakuin juga, dengan dalil begitu 😅

    Tapi memang seru ya mba, zaman kecil kita mah krn ga ada gadget jadi pasti kluar mainnya. Naik sepeda. Komplek rumahku dulu banyak bukit jadi jalannya naik turun, tanjakan dan turunan curam. Untuk naik sepeda seru. Trus pas waktunya fogging, kami malah sengaja ngelewatin asap fogging yg tebeeel. Lagi turunan pula. Yg ada saling nabrak sepedanya krn ga kliatan 🤣🤣. Luka2 di lutut, tangan ama betis ga tau deh sebanyak apa. Sampe skr ada yg msh berbekas 😅. Cuma bangga aja gitu 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha... Hidup buah tetangga. 🤭
      Ya ampun kalo melalui asap fogging berani bener ini. 🤣

      Hapus
  3. Kadang saya juga rindu suasana masa kecil. Apa daya masa kecil saya habis di pulau jauh dari pulau jawa. Yang nggak memungkinkan untuk kembali kesana. Padahal ingin banget utk nostalgia hohoho...

    BalasHapus
  4. Gpp mba, masa lalu Cukup dikenang aja. 😁

    BalasHapus
  5. Jadi kangen masa kecil dulu gara-gara baca tulisan ini

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mampir ke blog saya, semoga berkesan dan bermanfaat dan jangan lupa boleh tinggalkan jejak dengan memberi komentar, Bye..

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Budaya Batak Yang Unik Dan Beragam Di Wedding Batak Exhibition 2024

Wedding Batak Exhibition 2024 Indonesia dengan keberagaman adat dan budaya menjadikan aku sebagai Bangsa Indonesia yang bangga bisa tinggal di negara yang kaya dengan adat dan budaya. Kagum akan semua kebudayaan dan sangat tertarik ingin mempelajarinya, tak terkecuali budaya Batak sebagai suku leluhur keluargaku yang semuanya belum aku pahami, karena opung doli yang kami cinta sudah berpulang lebih dahulu pada waktu aku masih kecil, jadi tidak sempat belajar dan tanya jawab, hehe. Batak, yang menurut banyak orang di cap dengan watak keras dan nada bicara yang tinggi seolah menggambarkan orang Batak itu "galak", padahal tidak demikian, pernah dengar sejarahnya kenapa orang Batak kalau berbicara nadanya tinggi itu karena jaman dahulunya kan mereka hidup berpencar saling berjauhan dan tinggal di hutan gitu, jadi komunikasinya dengan berteriak jadi terkesan galak. Kalau salah koreksi ya!.  Kembali ke Laptop!  Batak Untuk Indonesia Menyambung dengan event yang digelar di CFD Sarin...

Pagelaran Budaya Batak Wedding Batak Exhibition 2024

  Adat adalah Identitas, adat lebih dahulu ada sebelum Republik Indonesia terbentuk, adat harus dihormati dan dihargai ~ Glenn Fredly  Foto: dokpri Bisa dibayangkan kalau seluruh manusia di dunia hidup tanpa adat dan budaya?, mungkin kehidupan tidak akan mengalami kemajuan teknologi, tidak pintar, zaman akan tetap primitif, tidak ada tarian dan nyanyian khas yang menggambarkan suku tertentu. Indonesia yang kaya dengan adat, budaya dan suku, aku bersyukur menjadi bagian dari negara Republik Indonesia, keberagaman adat budaya yang selalu menarik untuk diulik, rasanya belum semua aku pelajari dan mengenalnya karena terlalu banyak dan beragam. Hidup dilingkungan dari suku Batak, menjadikan aku sangat tertarik dengan adat dan kebudayaan leluhur, setiap apapun itu yang berhubungan dengan adat entah itu ketika sedang ada perayaan pernikahan, kelahiran maupun kematian sudah pasti berbeda antara suku satu dengan suku yang lainnya.  Sedari kecil dibesarkan sama opung doli dan opung...

Selalu Waspada Dari Berbagai Macam Penipuan Online Yang Selalu Mengintai

Dompet digital (e-wallet) pada zaman sekarang ini sepertinya sudah menjadi hal yang krusial, karena  sangat membantu mempermudah urusan financial dengan cepat tanpa ribet. Mau transfer uang, mau bayar IPL tidak harus mengetuk pintu pak RT, mau bayar sekolah tidak harus ke ruang Tata Usaha, bayar listrik gak harus ke PLN  dan mau jajan pun tidak perlu ngubek-ngubek tas cari uang receh, tinggal bayar lewat smartphone, semua langsung beres tanpa buang-buang waktu dan energi. Sesimple itu ya hidup dijaman sekarang. Era digital yang serba cepat dengan segala kemudahannya, tentu ada risiko yang mengintai para penggunanya, semua bisa saja jadi korban tanpa pandang bulu. Semakin canggih teknologi maka semakin tinggi juga permasalahan yang dihadapi. Banyaknya penipuan yang memanfaatkan celah digital semakin sini semakin tinggi kasusnya, karena data pribadi seperti KTP bisa saja disalahgunakan oleh penipu, dan itu bisa berakibat buruk bagi kita. Hal ini menunjukkan betapa rentannya kita...