Langsung ke konten utama

Ngabuburit Ke Museum di Tengah Kebun

Museum DiTengah Kebun
Selama kurang lebih sepuluh tahun tinggal di Jakarta saya baru mengetahui tentang keberadaan Museum di Tengah Kebun yang terletak di Jl. Kemang No 66. Selintas jika melintasi kawasan ini tidak menampakkan bahwa ada museum diantara bangunan-bangunan di pinggiran jalan raya, ya jika tidak diperhatikan dengan seksama bacaan Museum di Tengah Kebun ini tersembunyi diantara tumbuhan hijau yang menghiasi sebagai pagar. 

Mengawali puasa di bulan Ramadhan kali ini, saya diajak oleh BigBird Ngabuburit ke Museum di Tengah Kebun. Sebagai pecinta sejarah, jelas saya sangat antusias dong dengan kegiatan ini, potensi sejarah yang ada di dunia khususnya di Indonesia memang selalu menarik dan tidak ada habisnya untuk digali, dipelajari maknanya. Sejarah itu penting dalam sebuah kehidupan, karena sejarah adalah saksi bisu yang membuktikan bahwa jauh sebelum kita terlahir ke dunia mereka itu benar-benar ada.

'Lorong Waktu' masuk Museum

Oke, sekarang kita bahas serunya ngabuburit ke Museum di Tengah Kebun, pertama memasuki gerbang kita seolah berada dilorong waktu karena jarak antara lorong pintu masuk ke pintu utama bangunan lumayan panjang, lalu setelah melewati lorong waktu terlihat tampak depan  bangunan asri  yang sekilas mirip pendopo (dilihat dari bentuk gentengnya) dengan ciri khas bangunan Jawa, yak arena sebagian besar koleksi berasal dari Jawa dengan kloleksi tokoh-tokoh pewayangan, bangunan ini didirikan sekitar tahun 1966 dengan bahan material bekas, seperti bata merah bekas bangunan VOC, engsel pintu bekas penjara wanita.

Halaman Pintu Masuk Museum Ditengah Kebun

Pemilik bangunan Museum di Tengah Kebun ini bernama Sjahrial Djalil, lahan seluas 4200 m disulap menjadi bangunan dengan dikelilingi kebun yang rindang dengan hamparan rumput hijau yang menyejukkan mata. Jujur pertama kali saya datang ke Museum ini sangat tertarik dengan rindangnya hijau pepohonan yang mengitari area bangunan ini, yang menurut guide yang masih keponokan dari yang empunya museum, taman ini lebih awal menerapkan biopori dengan hanya dikerjakan oleh dua orang pekerja kebun saja dengan alas an tidak ingin berbeda-beda dalam cara pengerjaannya.

Engsel Pintu Ruang Museum

Bata Merah | Awal Abad ke 16

Museum ini memiliki lebih dari 5000 buah koleksi dari 62 Negara dan 21 Provinsi, usia koleksi yang ada di museum ini sangat sangat tua, ada yang berjuta-juta tahun bahkan ada yang dimulai dari abad 1, wouw luarrr biasa bukan? Penataan ruang museum yang memang seperti rumah biasa ini sangat tertata apik dan tidak hanya dipajang begitu saja, tetapi dipergunakan juga sesuai fungsinya. Menurut Pak Sjahrial sang pemilik museum ini, beliau mengumpulkan koleksi selama lebih dari empat puluh tahun dengan sumber dana pribadi.

Buah Delima | koleksi Museum di Tengah Kebun
 
Koleksi Arca Dewi Sri

Perawatan yang dilakukan setiap hari membuat koleksi museum ini cukup terawat, dimulai dari memasuki pintu utama, para pengunjung disediakan alas kaki (sandal) khusus yang tujuannya mungkin agar museum ini tetap bersih. Memulai tour sekitar pukul 12.30 hingga selesai sekitar pukul 14.30 membuat kaki ini lelah dan kurang berenergi, mungkin karena efek puasa hingga saya agak tidak sedikit konsen ketika guide sedang memberi penjelasan tentang koleksi yang berada pada setiap sudut ruangan.


Ruang Tengah | Museum di Tengah Kebun


Bagaimana tidak lelah, museum ini memiliki tujuh belas ruangan tempat penyimpanan koleksi bersejarah.Hmm saya jadi kagum sama Pak Sjahrial, beliau begitu sangat mencintai sejarah terbukti dengan mendirikan Museum di Tengah Kebun dengan dana pribadinya serta membebaskan biaya masuk bagi pengunjung, asalkan konfirmasi dulu ke pihak setempat karena pengunjung sangat dibatasi mengingat museum ini berbeda dengan museum lainnya karena masih ditempati oleh pemiliknya.

Piala Penghargaan

Berbagai penghargaan telah diraih oleh Museum di Tengah Kebun ini dan beberapa kali masuk ditayangan televisi serta semua koleksi ada sertifikasi dari Dinas Pariwisata. Senang rasanya ngabuburit ke Museum di Tengah Kebun ini, rasanya tidak cukup seharian menelaah koleksi bersejarah yang terpampang di setiap sudut ruangan.

Ruang Makan | Museum di Tengah Kebun

Ruang Majapahit | Museum di Tengah Kebun

Sejarah merupakan cikal bakal terbentuknya kehidupan yang harus kita jaga dan lestarikan keberadaannya agar bisa diperkenalkan kepada anak cucu kita kelak agar warisan budaya tidak lekang dimakan waktu dan tidak tergerus oleh arus modernisasi dimana sebagian besar dari kita enggan untuk mengenal sejarah dan malas untuk berkunjung ke museum.

 Museum di Tengah Kebun
Arca Ganesa | Museum Ditengah Kebun

Padahal berkunjung ke museum merupakan sesuatu yang mengasyikan menurut saya, berwisata sambil edukasi itulah Museum, sebagai pembelajaran buat kita betapa begitu mahalnya sebuah sejarah yang tidak terukur dengan nilai materi. Terimakasih Pak Sjahrial yang telah memberi kami kesempatan untuk mengenal sejarah lewat koleksi yang Bapak kumpulkan di Museum di Tengah Kebun ini, semoga keberadaan museum ini tetap lestari, terawatt serta terjaga keberadaannya sampai kapanpun. ***


Komentar

  1. keren keren ya Ren, koleksinya.. dateng lagi mau ya?

    BalasHapus
  2. hahaha itu yang di ruang majapahit muka mukanya ngga ada yang tenang mbaa qiqiqi

    BalasHapus
  3. Iihh..keren euy....gambarnya juga bagus,..aku jd pengen kesana, mbak...

    BalasHapus
  4. mak, fotonya keren-keren..
    Senang bisa ikut jadi bagian dari kunjungan ini. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mampir ke blog saya, semoga berkesan dan bermanfaat dan jangan lupa boleh tinggalkan jejak dengan memberi komentar, Bye..

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Budaya Batak Yang Unik Dan Beragam Di Wedding Batak Exhibition 2024

Wedding Batak Exhibition 2024 Indonesia dengan keberagaman adat dan budaya menjadikan aku sebagai Bangsa Indonesia yang bangga bisa tinggal di negara yang kaya dengan adat dan budaya. Kagum akan semua kebudayaan dan sangat tertarik ingin mempelajarinya, tak terkecuali budaya Batak sebagai suku leluhur keluargaku yang semuanya belum aku pahami, karena opung doli yang kami cinta sudah berpulang lebih dahulu pada waktu aku masih kecil, jadi tidak sempat belajar dan tanya jawab, hehe. Batak, yang menurut banyak orang di cap dengan watak keras dan nada bicara yang tinggi seolah menggambarkan orang Batak itu "galak", padahal tidak demikian, pernah dengar sejarahnya kenapa orang Batak kalau berbicara nadanya tinggi itu karena jaman dahulunya kan mereka hidup berpencar saling berjauhan dan tinggal di hutan gitu, jadi komunikasinya dengan berteriak jadi terkesan galak. Kalau salah koreksi ya!.  Kembali ke Laptop!  Batak Untuk Indonesia Menyambung dengan event yang digelar di CFD Sarin...

Pagelaran Budaya Batak Wedding Batak Exhibition 2024

  Adat adalah Identitas, adat lebih dahulu ada sebelum Republik Indonesia terbentuk, adat harus dihormati dan dihargai ~ Glenn Fredly  Foto: dokpri Bisa dibayangkan kalau seluruh manusia di dunia hidup tanpa adat dan budaya?, mungkin kehidupan tidak akan mengalami kemajuan teknologi, tidak pintar, zaman akan tetap primitif, tidak ada tarian dan nyanyian khas yang menggambarkan suku tertentu. Indonesia yang kaya dengan adat, budaya dan suku, aku bersyukur menjadi bagian dari negara Republik Indonesia, keberagaman adat budaya yang selalu menarik untuk diulik, rasanya belum semua aku pelajari dan mengenalnya karena terlalu banyak dan beragam. Hidup dilingkungan dari suku Batak, menjadikan aku sangat tertarik dengan adat dan kebudayaan leluhur, setiap apapun itu yang berhubungan dengan adat entah itu ketika sedang ada perayaan pernikahan, kelahiran maupun kematian sudah pasti berbeda antara suku satu dengan suku yang lainnya.  Sedari kecil dibesarkan sama opung doli dan opung...

Selalu Waspada Dari Berbagai Macam Penipuan Online Yang Selalu Mengintai

Dompet digital (e-wallet) pada zaman sekarang ini sepertinya sudah menjadi hal yang krusial, karena  sangat membantu mempermudah urusan financial dengan cepat tanpa ribet. Mau transfer uang, mau bayar IPL tidak harus mengetuk pintu pak RT, mau bayar sekolah tidak harus ke ruang Tata Usaha, bayar listrik gak harus ke PLN  dan mau jajan pun tidak perlu ngubek-ngubek tas cari uang receh, tinggal bayar lewat smartphone, semua langsung beres tanpa buang-buang waktu dan energi. Sesimple itu ya hidup dijaman sekarang. Era digital yang serba cepat dengan segala kemudahannya, tentu ada risiko yang mengintai para penggunanya, semua bisa saja jadi korban tanpa pandang bulu. Semakin canggih teknologi maka semakin tinggi juga permasalahan yang dihadapi. Banyaknya penipuan yang memanfaatkan celah digital semakin sini semakin tinggi kasusnya, karena data pribadi seperti KTP bisa saja disalahgunakan oleh penipu, dan itu bisa berakibat buruk bagi kita. Hal ini menunjukkan betapa rentannya kita...