Anti Penyalahgunaan Narkoba Goes to School

Masa peralihan menginjak usia remaja adalah masa-masa yang yang sangat rawan untuk ingin mencoba sesuatu hal yang baru, emosi yang sering bertentangan dengan hati nurani dimana ego yang tidak mau kalah merasa benar sendiri dan tidak ingin mendengar hal-hal yang positif jika ada yang memberi masukan. Selalu berpikir yang terpenting adalah sekarang, sehingga mengabaikan efek jangka panjang nanti akan bagaimana.

Sedikit ada yang bertentangan dengan hatinya, tempramennya langsung memuncak, ya itulah remaja dimana kita harus benar-benar memahami sifat dari mereka. Brutalnya seorang remaja mungkin saja karena kurangnya mendapat bimbingan pelajaran tentang etika. Memang saat ini dunia pendidikan sangat memprihatinkan menurut saya, kenyataannya banyak anak-anak yang berstatus sekolah namun cara mereka beretika masih sangat minim.

Terlihat dari tingkah laku dan cara berucap mereka yang tidak sesuai dengan anak seusianya, padahal etika menurut saya sangat penting, karena etika akan membentuk karakter seseorang untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas. Dalam hal ini tentu tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah saja tetapi peran orang tua juga tidak kalah penting untuk membantu mengantarkan anak berperilaku yang lebih baik.

Sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu, tetapi etika dan kepribadian juga tidak ada salahnya jika terus diterapkan pada kurikulum. Banyaknya pemberitaan di televisi-televisi tentang tawuran antar sekolah yang kemungkinan besar mendorong pelakunya menggunakan narkoba. Bukan hal yang mustahil, semua itu bisa terjadi dimana pengaruh narkoba yang berdampak  pada perubahan perilaku seseorang yang bisa menjadikan penggunanya menjadi beringas dan brutal.

Kepintaran seseorang jika tidak dilandasi dengan etika bisa saja berubah dalam sekejap jika tidak diimbangi dengan pengendalian diri. Pentingnya sarana untuk penyaluran luapan emosi bisa melalui menggali potensi dan bakat yang mereka punya saya rasa itu sesuatu hal yang positif dari pada membiarkan mereka menghabiskan waktu sepulang sekolah hanya dipakai untuk nongkrong.

Pernah saya membaca sinopsis buku yang berjudul Mencegah Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Melalui Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, SMA / MA / SMK , buku yang ditulis oleh Suryadi yang menuliskan bahwa data dari Badan Pusat Statistik Nasional menunjukkan bahwa angka tertinggi korban penyalahgunaan narkoba adalah kalangan remaja yang berstatus pelajar atau mahasiswa.

Namun sayangnya pihak yang gigih menangani mereka adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dibantu pihak kepolisian, bukan guru di sekolah maupun dosen di Perguruan Tinggi. Akibatnya, siswa (korban penyalahgunaan narkoba) cenderung diperlakukan sebagai kriminal, bukan pelajar. Walhasil setelah dipenjara bukannya jera tetapi justu merajalela. (Sumber http://andipublisher.com)

Mungkin dari kita pernah mempunyai pengalaman waktu jaman SMA, dimana razia narkoba yang mendatangi ke sekolah-sekolah untuk memeriksa tas para pelajar. Meskipun tidak merasa memiliki atau menggunakan tetapi efek yang saya dapat ketika itu rasanya gemetar dan khawatir tiba-tiba narkoba ada dalam tas saya, karena dalam kasus ini sering terjadi lempar batu sembunyi tangan, orang yang tidak bersalah bisa saja dengan mudah kecipratan oleh tangan-tangan jahil.

Jika sudah terjadi demikian, kita tidak bisa berbuat banyak karena barang bukti ada pada yang bersangkutan, memang tidak dipungkiri banyak kan yang kasus seperti demikian. Itulah bahaya dan begitu jahatnya narkoba yang tidak hanya bisa merugikan bagi penggunanya, tetapi bisa merugikan orang dilingkungan sekitar juga.

Tahun 2014 merupakan tahun Penyelamatan Anti Narkoba, semoga gerakan ini bisa disosialisasikan melalui Goes to School jangan sampai psikologis pelajar tidak sampai terganggu oleh hal yang bisa merusak perkembangan jiwanya. Penjara bukan solusi yang tepat untuk menindak lanjuti para korban penyalahgunaan narkoba, melalui wajib lapor kepada IPWL ( Institusi Penerima Wajib Lapor ) untuk mendapatkan penanganan rehabilitasi bagi para pengguna narkoba. Peran guru sebagai orang tua yang kedua bagi para anak didik sudah merupakan kewajiban untuk memperhatikan mereka dengan mencanangkan gerakan pendidikan budaya dan karakter bangsa. 

Pondasi untuk menanamkan akhlak pada usia remaja saya rasa belum terlambat, justru pada masa transisi dari usia remaja ke dewasa adalah masa yang sangat rentan untuk perkembangan mentalnya. Emosi yang labil, mudah terpengaruh oleh keadaan dan belum cukup matang dalam mengambil keputusan sehingga mudah terbawa arus yang memungkinkan untuk terjerumus pada penyalahgunaan narkoba.

Tentunya selain selain peran orang tua dan guru dalam hal memberi perhatian bagi kalangan remaja adalah semua pihak, sesuatu maksud dan tujuan tidak akan terwujud apabila tidak dilakukan secara bersama-sama. Jangan biarkan generasi bangsa kita hancur karena narkoba, tidak ada kata terlambat untuk merubah sesuatu untuk menjadi lebih baik. Sayangi tubuhmu, sayangi jiwamu jangan biarkan masa depanmu hancur karena narkoba. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sakit Kepala Bukan Alasan Lagi Untuk Tidak Beraktivitas

Sekarang Praktis Pesan Tiket Bus Budiman Bisa via Online

Store Tour Harga Teman Giant Bareng Meisya Siregar