Jadikan Rumah Kawasan Tanpa Asap Rokok

Dokpri

Benda yang memiliki ukuran kecil dan mengandung 3 zat berbahaya ini sudah banyak buat orang jatuh hati padanya, bahkan susah untuk melupakan dan meninggalkannya. Salah satu zat yang berefek buat orang bikin ketagihan dan menjadi candu.

Rokok, iya rokok banyak perokok yang rela tidak makan dan lebih memilih rokok, dengan dalih sebatang rokok dan secangkir kopi sudah membuat perokok itu kenyang (katanya) dan boleh survey ya jawaban mereka kalau ditanya milih makan atau rokok mereka pasti memilih rokok.

Selain itu juga kebanyakan perokok rela menghabiskan uangnya demi sebuah rokok padahal dirumahnya masih belum tercukupi semuanya, iya itu di kita yang katanya banyak kelas menengah kebawah tapi jumlah perokoknya banyak.

Kalau ngomong bilangnya tidak punya uang tapi untuk membeli rokok kok ya bisa, lucu kan? Tapi ya itulah kalau sudah menjadi candu apapun dilakukan, padahal itu cuma nafsu sesaat tidak ada manfaatnya bahkan itu bisa menyakiti diri sendiri bahkan yang ada disekitarnya. Dan parahnya lagi mereka merokok didalam rumah padahal ada anak-anak, miris kan!

Okelah, saya rasa semua tahu ya dampak bahaya dari Rokok baik itu perokok aktif maupun perokok pasif. Membahas rokok seolah tidak ada akhirnya karena sebagian perokok belum mau melakukan #putusinaja dengan yang namanya rokok.


Rokok dan Covid-19

Adakah hubungan rokok dan covid-19? Nah kemarin saat saya nonton live youtube di Kabar KBR tentang tema Rumah, Asap rokok dan Ancaman Covid-19 dengan host Don Brady serta pembicara dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) yaitu dr. Frans Abednego Barus dan Nina Samidi  Manager Komunikasi Komnas Pengendalian Tembakau.

Live Youtube Kabar KBR

Selama masa pandemi, rumah menjadi satu-satunya tempat berlindung yang aman, namun apakah benar begitu? Kalau dari segi keamanan ya rumah tempat paling aman, tapi kalau dari segi polusi mungkin saja akan berkurang tingkat keamanannya secara saat pandemi  semua aktivitas dilakukan didalam rumah, mulai dari bekerja, sekolah, ibadah dan lain-lain yang memungkinkan polusi udara dalam rumah akan meningkat.

Terutama bagi yang anggota keluarganya ada yang merokok, duh kebayang gak itu residu-residunya bertebaran diudara, nempel di gorden, pakaian dan barang lainnya.

Menarik sekali untuk disimak paparan dari dr. Frans, terutama buat para perokok. Saya yang selama ini hanya tahu kalau rokok itu berbahaya namun selalu tidak mau tahu kandungan zat apa saja yang ada dalam rokok, melalui Talkshow ini saya jadi tahu 3 zat yang terkandung dalam rokok dan dua macam daya tahan tubuh, kita simak yuk!

Menurut dr. Frans, "setiap asap rokok yang dihirup langsung masuk ke paru-paru dan merusak yang namanya bangunan saluran nafas yang memiliki daya tahan dua tahap yaitu mekanik dan kimia".

Kan, jadi tambah tahu nih ada dua tahap daya tahan  disalurkan nafas. Lanjut ya nih, yang namanya daya tahan mekanik itu merupakan rambut-rambut halus silia yang berfungsi untuk mengusir kuman dan mengarahkan dahak dan lain-lain untuk memudahkan dikeluarkan dari saluran nafas. Kalau dia perokok dia lumpuh dan gundul jadi tidak ada daya tahan mekaniknya, nah lho!

Jadi mungkin ini ya alasan kenapa perokok lebih rentan beresiko tertular covid-19 dan kebanyakan kelompok laki-laki dibanding perempuan di covid-19. Mungkin bukan faktor dari perokok saja ya tapi alangkah lebih baiknya harus dicegah mengingat covid-19 ini erat kaitannya dengan saluran nafas.

Lalu adakah kesadaran masyarakat ditengah pandemi?

Menurut Nina Samidi, kesadaran sudah ada dan sebagian besar sudah tahu bahaya rokok, tapi ya itu jika melonggarkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok, masyarakat kembali longgar untuk menerapkan kedisiplinan diri sendiri.

Terlebih saat pandemi seperti sekarang, menjadikan rumah kawasan tanpa rokok sebagai upaya pengendalian tembakau dan sebagai dasar pemikiran buat pemerintah supaya menerapkan pengendalian tembakau secara ketat.

Kenapa? Karena interaksi yang ditimbulkan akibat merokok itu juga merupakan temuan ilmiah yang sudah terbukti. Menurut saya juga masuk akal sih dan setuju kalau tidak merokok harus diterapkan dalam pola hidup sehat selain cuci tangan pakai sabun, menggunakan masker dan makan yang bergizi.

Kalau ada yang ngeyel dengan mengatakan "aku merokok tapi sehat-sehat aja" ya silahkan saja, itu hak masing-masing koq. Tapi yang mesti diingat juga orang yang berada disekitar kita jangan sampai mereka kena dampak akibat ulah kita.

Kalau saya sih say No untuk rokok dan akan saya #PutusinAja , terlebih dalam rumah ada anak dan lansia yang harus kita jaga dan mereka untuk berhak untuk hidup sehat. Pesan saya untuk perokok jangan sampai ya kalian meracuni saluran nafas anak-anak dengan asap rokok kamu, jagalah masa depan mereka supaya mereka hidup sehat.

Semoga pandemi ini cepat berlalu ya, dan jadikan rumah tempat yang paling aman dan nyaman untuk berlindung. Semoga kita sehat selalu. ***

"Saya sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #PutusinAja hubungan rokok atau dorongan kepada pemerintah untuk #PutusinAja kebijakan pengendalian rokok yang ketat. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog serial #PutusinAja yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio dan Indonesia Social Blogpreneur ISB. Syaratnya bisa dilihat disini



Komentar

  1. Saya juga heran deh, dengan efek kecanduan nikotin ini sebegitu hebatnya sampai adanya virus Corona pun tak dapat menghentikan para perokok untuk terus menghisap rokok. Saya pikir dengan adanya pandemi kesadaran menjaga sistem pernapasan akan lebih diutamakan guna membentuk kekebalan tubuh yang baik untuk melawan virus, nyatanya tidak. Di kantor, rekan-rekan kerja saya yang laki0laki pun ya tetap merokok. Duh, payah sekali. Merugikan kesehatan mereka sendiri dan orang lain. Harusnya rokok stop diproduksi saja, karena sudah jelas merugikan kesehatan dan bikin orang kecanduan, kesahatan kan harganya yang paling mahal di atas segalanya.

    BalasHapus
  2. Kalau sudah kecanduan memang sulit meninggalkan rokok, tapi semoga dengan adanya relasi antara merokok dengan kemungkinan terkena covid19 , para perokok bisa meninggalkan kebiasannya

    BalasHapus
  3. Pentingnya menjaga rumah tanpa asap rokok. Kan alangkah lebih menyenangkan dan menenangkan yah mba, jika rumah kita terbebas dari kepulan asap2 rokok. Ini yang menjadi PR juga buat kita semua untuk dapet memberikan edukasi dan informasi yang tepat kepada perokok-perokok aktif yang “rela keluar uang demi sebuah rokok”. Ya semoga semua perokok segera berhenti dan lebih mementingkan keluarga dirumah dr bahaya merokok.

    BalasHapus


  4. Ngga kebayang anak yang tinggal serumah dengan orang dewasa yang merokok. Kasihan banget. Semoga makin banyak perokok yang paham bahaya merokok khususnya selama pandemi ini.

    BalasHapus
  5. Penting banget ya rumah bebas asap rokok, supaya anak-anak juga selalu sehat

    BalasHapus
  6. kontradiktif ya. Katanya rumah tempat paling aman jadi stay at home aja eh malah menjadi penghasil polusi dari asap rokok.

    BalasHapus
  7. Ternyata stay at home bisa jadi membahayakan yah kak kalo di rumah ternyata da perokok aktif :( Semoga semakin banyak orang yang aware yaah kak terhdap bahaya merokok aamiin :)

    BalasHapus
  8. Rokok itu selain kecanduan juga faktor habit. Jadi harus sungguh2 kalo mau berhenti. Alhamdulillah suami sudah tidak merokok jauh sebelum merokok

    BalasHapus
  9. Amin. Semoga rumah kita bisa bebas asap rokok ya..

    BalasHapus
  10. Nah perokok gak boleh egois. Memang bagusnya sih berhenti. Kalaupun sedang berusaha berhenti, tetap harus menjaga kesehatan orang lain

    BalasHapus
  11. Yang masih merokok di pandemi ini, cik atuhlah sing karunya.
    Entah gimana cara ngasih taunya sama yang bandel. Kadang suka balik disalahkan yang ngasih taunya.

    BalasHapus
  12. Selamatkan keluarga dari asap rokok jangan sampai mereka terancam kesehatannya

    BalasHapus
  13. Almarhum papaku dulu perokok berat, aku kalau beliau sudah mulai merokok didalam rumah (teras belakang) suka marah karena baunya itu loh dan terlebih kita jadi perokok pasif.

    BalasHapus
  14. Masih ada aja ya orang yang merokok padahal nggak ada manfaatnya sama sekali ya kak. Bikin penyakit dan keluar uang pula. Duuh. Apalagi di tengah pandemi gini kalau masih ada yang merokok sih luar biasa deh nyalinya. Sayangnya orang2 yang kaya gitu kalau dinasehati malah lebih galak. Huhuhu

    BalasHapus
  15. Saya berharap semoga indonesia dan warga nya bis menerapkan juga ya, utk tidak merokok

    BalasHapus
  16. Paling kesel sama orang yg suka ngeyel klo dibilangin. Udah banyak informasi soal bahaya merokok dan risikonya saat pandemi ini. Tp masih ada aja org yg tidak aware akan hal itu. Pokoknya klo belum ngerasain sendiri belum sadar

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima Kasih sudah mampir ke blog saya, semoga berkesan dan bermanfaat dan jangan lupa boleh tinggalkan jejak dengan memberi komentar, Bye..

Postingan populer dari blog ini

Sakit Kepala Bukan Alasan Lagi Untuk Tidak Beraktivitas

Sekarang Praktis Pesan Tiket Bus Budiman Bisa via Online

Store Tour Harga Teman Giant Bareng Meisya Siregar